PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Keluarga mempunyai peranan dan tanggungjawab utama atas perawatan dan
perlindungan anak sejak bayi hingga remaja. Pengenalan anak kepada kebudayaan, pendidikan,
nilai dan norma-norma kehidupan bermasyarakat dimulai dalam lingkungan
keluarga.
Untuk perkembangan kepribadian anak-anak yang sempurna dan serasi, mereka harus tumbuh dalam lingkungan keluarga dalam suatu iklim kebahagiaan, penuh kasih sayang dan pengertian.
Untuk perkembangan kepribadian anak-anak yang sempurna dan serasi, mereka harus tumbuh dalam lingkungan keluarga dalam suatu iklim kebahagiaan, penuh kasih sayang dan pengertian.
Keluarga Merupakan lembaga sosial yang paling kecil, yang terdiri atas
ayah, ibu dan anak. Dari beberapa fungsi keluarga salah satunya adalah
memberikan pendidikan yang terbaik yakni pendidikan yang mencakup pengembangan
potensi-potensi yang dimiliki oleh anak-anak, yaitu : Potensi fisik, potensi
nalar, dan potensi nurani / qalbu (Muhammad Tholchah Hasan 1990 : 39).
Dengan pendidikan yang utuh tersebut akan mengembangkan kualitas kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara menyeluruh. Dan kualitas sumberdaya manusia ( SDM ) yang demikian sebenarnya yang dibutuhkan sekarang dan masa datang, yakni kualitas sumberdaya manusia yang meliputi ; kreatifitas yang kuat, produktifitas yang tinggi, kepribadian yang tangguh, kesadaran sosial yang besar, keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa ( Muhammad Tholchah Hasan 1990 : 43 ).
Dengan pendidikan yang utuh tersebut akan mengembangkan kualitas kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara menyeluruh. Dan kualitas sumberdaya manusia ( SDM ) yang demikian sebenarnya yang dibutuhkan sekarang dan masa datang, yakni kualitas sumberdaya manusia yang meliputi ; kreatifitas yang kuat, produktifitas yang tinggi, kepribadian yang tangguh, kesadaran sosial yang besar, keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa ( Muhammad Tholchah Hasan 1990 : 43 ).
Komunikasi orang tua dengan anak
memegang peranan penting dalam membina hubungan keduanya, hal ini dapat dilihat
dengan nyata, misalnya : membimbing, membantu mengarahkan, menyayangi,
menasehati, mengecam, mengomando, mendikte, dan lain sebagainya.
Orang tua yang kurang bisa berkomunikasi dengan anaknya akan menimbulkan kerenggangan atau konflik hubungan, sebaliknya orang tua yang dapat menerima anaknya sebagaimana adanya, maka si anak cenderung dapat tumbuh, berkembang, membuat perubahan-perubahan yang membangun, belajar memecahkan masalah-masalah, dan secara psikologis semakin sehat, semakin produktif, kreatif dan mampu mengaktualisasikan potensi sepenuhnya.
Sesuai dengan judul penelitian penulis, dalam pembahasan berikutnya penulis akan memusatkan diri pada pembahasan tentang pendidikan di dalam sekolah atau pendidikan Formal.
Pendidikan di sekolah merupakan kelanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Sedangkan menurut Winkel (1983 : ) Pendidikan di sekolah diartikan : “Proses Kegiatan terencana dan terorganisir, yang terdiri atas kegiatan mengajar dan belajar”.
Pendidikan di sekolah merupakan intesifikasi dan modifikasi dasar-dasar Kepribadian dan pola-pola sikap anak yang dipelajarinya di rumah. Artinya memperkuat dasar-dasar dan pola-pola sikap anak yang positif dan mengubah dasar-dasar kepribadian dan pola-pola sikap anak yang negatip yang dipelajari dilua sekolah
Orang tua yang kurang bisa berkomunikasi dengan anaknya akan menimbulkan kerenggangan atau konflik hubungan, sebaliknya orang tua yang dapat menerima anaknya sebagaimana adanya, maka si anak cenderung dapat tumbuh, berkembang, membuat perubahan-perubahan yang membangun, belajar memecahkan masalah-masalah, dan secara psikologis semakin sehat, semakin produktif, kreatif dan mampu mengaktualisasikan potensi sepenuhnya.
Sesuai dengan judul penelitian penulis, dalam pembahasan berikutnya penulis akan memusatkan diri pada pembahasan tentang pendidikan di dalam sekolah atau pendidikan Formal.
Pendidikan di sekolah merupakan kelanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Sedangkan menurut Winkel (1983 : ) Pendidikan di sekolah diartikan : “Proses Kegiatan terencana dan terorganisir, yang terdiri atas kegiatan mengajar dan belajar”.
Pendidikan di sekolah merupakan intesifikasi dan modifikasi dasar-dasar Kepribadian dan pola-pola sikap anak yang dipelajarinya di rumah. Artinya memperkuat dasar-dasar dan pola-pola sikap anak yang positif dan mengubah dasar-dasar kepribadian dan pola-pola sikap anak yang negatip yang dipelajari dilua sekolah
B.
Rumusan
Masalah
Dalam
latar belakang telah dijelaskan tentang pengaruh perhatian orang tua dan minat
belajar dengan prestasi belajar siswa. Dari masalah-masalah yang ada dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.Apakah ada hubungan antara pengaruh perhatian orang tua dan minat belajar dengan prestasi belajar siswa
2. Apakah benar ada hubungan antara pengaruh perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa
1.Apakah ada hubungan antara pengaruh perhatian orang tua dan minat belajar dengan prestasi belajar siswa
2. Apakah benar ada hubungan antara pengaruh perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh perhatian orang tua dan minat belajar dengan prestasi belajar siswa
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa
D.
Manfaat
Penelitian
1. Memberi pengetahuan bahwa
perhatian orang tua, minat belajar sangat membantu dalam meningkatkan prestasi
belajar di sekolah
2. Memberikan pengetahuan bahwa bantuan orang tua sangat mendukung dalam memperbesar minat belajar
3. Memberikan pengetahuan bahwa besarnya perhatian orang tua,minat belajar sangat berpengaruh dalam mencapai dan meningkatkan dalam meraih prestasi belajar.
2. Memberikan pengetahuan bahwa bantuan orang tua sangat mendukung dalam memperbesar minat belajar
3. Memberikan pengetahuan bahwa besarnya perhatian orang tua,minat belajar sangat berpengaruh dalam mencapai dan meningkatkan dalam meraih prestasi belajar.
TINJAUAN PUSTAKA
Prestasi
belajar tidak dapat dipisahkan dari berbuatan belajar, karena belajar merupakan
suatu proses, sedangkan prestasi belajar adalah hasil dari proses pembelajaran
tersebut.
Bagi
seorang siswa belajar merupakan suatu kewajiban. Berhasil atau tidaknya seorang
siswa dalam pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa
tersebut.
Menurtut
Logan, dkk (1976) dalam Sia Tjundjing (2001:70) belajar dapat diartikan sebagai
perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan
latihan . Senada dengan hal tersebut, Winkel (1997:193) berpendapat bahwa
belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental atau
psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan nilai sikap. Perubahan
itu bersifat relatif konstan dan berbekas.
Belajar
tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja, namun dapat dilakukan dimana-mana,
seperti di rumah ataupun dilingkungan masyarakat. Irwanto (1997:105)
berpendapat bahwa belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi
sudah mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan menurut Mudzakir
(1997:34) belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan
perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap,
kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
Di
dalam belajar, siswa mengalami sendiri proses dari tidak tahu menjadi tahu,
karena itu menurut Cronbach (Sumadi Suryabrata,1998:231) :
“Belajar yang sebaik-baiknya adalah
dengan mengalami dan dalam mengalami itu pelajar mempergunakan pancainderanya.
Pancaindera tidak terbatas hanya indera pengelihatan saja, tetapi juga berlaku
bagi indera yang lain.”
Menurut
Irwanto (1997 : 193) motivasi adalah penggerak perilaku. Motivasi belajar
adalah pendorong seseorang untuk belajar. Motivasi timbul karena adanya
keinginan atau kebutuhan-kebutuhan dalam diri seseorang. Seseorang berhasil
dalam belajar karena ia ingin belajar. Sedangkan menurut Winkle (1991 : 39)
motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu; maka tujuan yang
dikehendaki oleh siswa tercapai. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang
bersifat non intelektual. Peranannya yang khas ialah dalam hal gairah atau
semangat belajar, siswa yang termotivasi kuat akan mempunyai banyak energi
untuk melakukan kegiatan belajar.
- Faktor eksternal
Selain
faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada hal-hal lain diluar diri yang
dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan diraih, antara lain adalah :
1).
Faktor lingkungan keluarga
a)
Sosial ekonomi keluarga
Dengan
sosial ekonomi yang memadai, seseorang lebih berkesempatan mendapatkan
fasilitas belajar yang lebih baik, mulai dari buku, alat tulis hingga pemilihan
sekolah
b).
Pendidikan orang tua
Orang
tua yang telah menempuh jenjang pendidikan tinggi cenderung lebih memperhatikan
dan memahami pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya, dibandingkan dengan yang
mempunyai jenjang pendidikan yang lebih rendah.
c).
Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota keluarga
Dukungan
dari keluarga merupakan suatu pemacu semangat berpretasi bagi seseorang.
Dukungan dalam hal ini bisa secara langsung, berupa pujian atau nasihat; maupun
secara tidak langsung, seperti hubugan keluarga yang harmonis.
PENUTUP
Metode Penelitian
Dalam metode penelitian ini diuraikan
mengenai identifikasi variabel penelitian
A.
Identifikasi variabel penelitian
Berdasarkan
landasan teori yang ada serta rumusan hipotesis penelitian maka yang menjadi
variabel dalam penelitian ini adalah :
1..
Variabel bebas : Kecerdasan Emosional
2.
Variabel terikat : Prestasi Belajar
B. Populasi dan metode pengambilan
sampel
1.
Populasi
Menurut
Sutrisno Hadi (1993 : 70) populasi adalah seluruh penduduk atau individu yang
paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas 1-6 SD yang berumur berkisar 6-12th.
Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak sekolah, jumlah populasi kelas 1-6
berjumlah sebanyak 240 orang.
2.
Metode Pengambilan Sampel
Mengacu
pada tabel Morgan maka diperoleh jumlah sampel sebesar 148 orang. Adapun metode
pengambilan sampel yang dipakai pada penelitian ini adalah menggunakan teknik
proporsional random sampling. Menurut Sutrisno Hadi (1996:223) alasan penulis
menggunakan random sampling ini adalah memberikan peluang yang sama bagi setiap
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Selain hal tersebut, Sutrisno
Hadi (1996:223) mengatakan suatu cara disebut random apabila peneliti tidak
memilih-milih individu yang akan ditugaskan untuk menjadi sampel penelitian.
Teknik random sampling yang dipergunakan adalah dengan cara undian. Langkah
pertama adalah dengan memberi nomor urut pada masing-masing sampel, setelah
membuat nomor yang dimasukkan kedalam gelas yang berlubang kemudian diambil
sebanyak 148 kali. Nomor yang keluar dipergunakan sebagai sampel penelitian.
Sedangkan yang dimaksud dengan proporsional adalah dimana tiap-tiap sub
populasi mendapat bagian atau kesempatan yang sama untuk menjadi sampel dalam
penelitian
Menurut
M. Nasir (1988:360), untuk prosedur pengambilan sampel dengan metode
proporsional random sampling dipergunakan rumus
keterangan
: ni : Jumlah sampel per sub populasi
Ni
: Total sub populasi
N
: Total populasi
n
: Besarnya sample
Berdasarkan
kriteria sampel di atas maka diperoleh distribusi sampling sebagai berikut :
Tabel
1
Distribusi sampling
Distribusi sampling
Kelas
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
Jumlah
|
Populasi
|
40
|
42
|
40
|
38
|
42
|
38
|
240
|
Sampel
|
25
|
26
|
25
|
23
|
26
|
23
|
148
|
KESIMPULAN
Dukungan keluarga terutama orang tua
sangat berpengaruh terhadap tinggkat prestasi anak.
Seorang anak yang mempunyai
perhatian dan hubungan yang baik dengan orang tua cenderung mempunyai
kesanggupan yang lebih besar untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
memecahkan problem-problem yang dihadapi secara cepat dan tepat, termasuk
problem-peoblem dalam rangka meraih prestasi yang optimal.
SARAN
Sebaiknya orang tua lebih
memperhatikan dan memberikan dukungan terhadap anak-anaknya dirumah sehingga
prestasi belajar anak meningkat.
KUISIONER
1. Apakah ade-ade sering berkomunikasi
dengan orang tua sepulang sekolah ?
a. Iya
b. Tidak
2. Apakah orang tua anda sering
menanyakan kegiatan apa saja yang ade-ade lakukan disekolah ?
a. Iya
b. Tidak
3. Apakah ade-ade senang bila orang tua atau keluarga anda menanyakan
kegiatan-kegiatan anda disekolah ?
a. iya
b. tidak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar